Eskalator Halte Transjakarta Cipulir Mati 6 Bulan sejak Januari Halte Transjakarta Cipulir, salah satu titik transit penting di Jakarta Selatan, menjadi sorotan publik usai eskalatornya dilaporkan mati sejak Januari 2025. Hingga pertengahan Juni ini, kondisi tersebut belum juga mendapat perbaikan, membuat masyarakat mempertanyakan kinerja pengelola dan pemerintah daerah dalam memberikan fasilitas publik yang layak. Kondisi ini bukan hanya mengganggu kenyamanan pengguna, tetapi juga menyulitkan lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas.
Kondisi Eskalator Halte Cipulir: Mati Tak Tersentuh
Enam Bulan Tanpa Perbaikan Eskalator Halte
Sejak awal Januari 2025, eskalator di Halte Cipulir mengalami kerusakan yang belum diperbaiki hingga kini. Menurut pengamatan langsung dan testimoni warga, tidak tampak tanda-tanda adanya upaya teknis seperti pemasangan papan pemberitahuan resmi atau kegiatan perbaikan dari teknisi di lokasi. Pengguna hanya bisa mengandalkan tangga biasa untuk naik-turun, yang tentu menyulitkan sebagian besar pengguna harian.
Keluhan Pengguna Eskalator Halte Bertambah
Banyak penumpang Transjakarta yang mengeluhkan kondisi ini di media sosial. Mereka menyebut bahwa halte lain yang lebih baru justru memiliki fasilitas yang terawat, sedangkan halte lama seperti Cipulir terkesan terabaikan. Komplain juga datang dari pengguna lanjut usia yang merasa kesulitan harus naik turun dengan tangga curam.
Dampak Bagi Masyarakat dan Aksesibilitas
Menghambat Mobilitas Penyandang Disabilitas
Salah satu kritik paling serius datang dari komunitas disabilitas. Halte Cipulir seharusnya ramah bagi semua pengguna, namun tanpa eskalator aktif, akses menjadi terbatas. Belum lagi tidak semua halte memiliki lift sebagai alternatif.
Risiko Kesehatan dan Keamanan
Naik-turun tangga curam di halte yang ramai sangat berisiko, apalagi saat jam sibuk. Potensi kecelakaan seperti terpeleset atau jatuh menjadi ancaman nyata, terutama bagi lansia dan anak-anak.
Tanggapan dari Pihak Terkait
Minim Respons dari Transjakarta
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Transjakarta atau Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengenai kerusakan ini. Kondisi ini menimbulkan dugaan bahwa masalah eskalator mati belum menjadi prioritas dalam agenda perbaikan infrastruktur transportasi umum di ibu kota.
Dorongan dari Warga dan LSM
Beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang fokus pada hak difabel mulai mendesak pemerintah untuk bertindak cepat. Mereka menekankan pentingnya penyediaan transportasi inklusif yang layak dan aman.
Solusi dan Harapan Pengguna Eskalator Halte
Pemeriksaan Berkala dan Transparansi
Pemerintah daerah dan operator Transjakarta perlu menerapkan sistem pemeliharaan berkala yang transparan. Warga juga berhak tahu kapan perbaikan akan dilakukan dan sejauh mana progresnya.
Investasi pada Fasilitas Aksesibel
Selain memperbaiki eskalator yang rusak, Pemprov DKI disarankan untuk mulai berinvestasi dalam pembangunan fasilitas lift di halte-halte yang ramai dan strategis. Langkah ini akan memastikan bahwa semua warga, tanpa kecuali, bisa menikmati akses transportasi yang adil.
Edukasi dan Kanal Laporan Terintegrasi
Penting juga untuk membuka kanal pengaduan yang mudah diakses, agar masyarakat bisa melaporkan langsung jika menemukan fasilitas yang rusak. Edukasi juga perlu digalakkan agar warga lebih peduli terhadap perawatan fasilitas umum.
Jangan Abaikan Hak Pengguna Eskalator Halte Transportasi Umum
Eskalator Halte Transjakarta Cipulir yang mati selama enam bulan adalah cerminan nyata dari masalah pemeliharaan fasilitas umum di ibu kota. Ketiadaan tindakan cepat dari pihak berwenang mengindikasikan kurangnya prioritas terhadap kebutuhan dasar warga. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menggerus kepercayaan publik terhadap sistem transportasi massal Jakarta yang seharusnya modern, nyaman, dan inklusif. Sudah saatnya pemerintah dan pengelola Transjakarta bergerak cepat dan tanggap atas isu yang menyentuh jutaan pengguna setiap harinya.