Gizi dari Makanan MBG Sudah Cukup, Mengapa Perlu Susu? Dalam era modern dengan tren konsumsi makanan sehat, berbagai jenis makanan bergizi tinggi seperti MBG (Makanan Bergizi Seimbang) menjadi pilihan utama masyarakat urban. MBG biasanya terdiri dari nasi atau sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah-buahan, serta sedikit lemak baik. Lantas muncul pertanyaan: jika asupan gizi harian dari MBG sudah terpenuhi, mengapa kita masih disarankan mengonsumsi susu?
Pertanyaan ini sering kali diajukan oleh masyarakat, terutama mereka yang menjalani gaya hidup sehat atau mengikuti pola makan diet seimbang. Artikel ini akan membahas secara mendalam dari sisi nutrisi, medis, dan gaya hidup tentang mengapa susu tetap dibutuhkan meski konsumsi MBG dianggap mencukupi.
MBG Kandungan Gizi Susu yang Unik
Susu adalah salah satu sumber nutrisi yang paling lengkap secara alami. Dalam satu gelas susu, terdapat:
- Kalsium: Mineral penting untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi
- Vitamin D: Membantu penyerapan kalsium secara optimal
- Protein berkualitas tinggi: Mengandung asam amino esensial lengkap
- Vitamin B12 dan B2: Penting untuk metabolisme energi
- Kalium dan Fosfor: Berperan dalam fungsi otot dan saraf
Gizi Susu Tidak Mudah Didapat dari MBG Saja
Meskipun MBG mengandung berbagai kelompok makanan penting, asupan kalsium dan vitamin D dari sumber lain seperti sayuran hijau atau ikan kecil biasanya tidak sebanyak atau semudah diserap tubuh dibandingkan dari susu. Inilah alasan mengapa ahli gizi tetap menyarankan konsumsi susu sebagai pelengkap harian.
Peran Susu dalam Tahap Kehidupan Berbeda MBG
Susu tidak hanya relevan untuk anak-anak. Bahkan pada usia dewasa hingga lanjut usia, susu memainkan peran penting:
1. Masa Pertumbuhan Anak
Kalsium, fosfor, dan vitamin D dalam susu membantu mempercepat pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat. Kekurangan asupan ini dapat meningkatkan risiko stunting atau pertumbuhan lambat.
2. Usia Produktif (Dewasa Muda)
Meski sudah berhenti tumbuh, tulang tetap membutuhkan perawatan. Masa dewasa adalah masa penumpukan massa tulang maksimal sebelum mulai menurun di usia lanjut. Konsumsi susu membantu menjaga kualitas tulang.
3. Lansia
Risiko osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia. Susu membantu memperlambat penurunan kepadatan tulang dan memperkuat sistem imun, terutama jika dikombinasikan dengan olahraga teratur.
Susu dan Keseimbangan Hormon serta Imunitas
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein kasein dan whey dalam susu memiliki peran dalam regulasi hormon dan pemeliharaan massa otot. Selain itu, kandungan zinc dan selenium dalam susu turut mendukung sistem kekebalan tubuh.
Bagi wanita, konsumsi susu dalam jumlah cukup juga dikaitkan dengan kestabilan hormon estrogen, yang sangat penting untuk siklus menstruasi dan kesehatan reproduksi.
Alternatif Susu: Apakah Bisa Menggantikan?
Seiring berkembangnya tren vegan dan intoleransi laktosa, muncul berbagai alternatif susu seperti:
- Susu kedelai
- Susu almond
- Susu oat
- Susu kacang mete
Meski beberapa sudah difortifikasi dengan kalsium dan vitamin D, profil gizinya tidak selalu seimbang atau mengandung protein setinggi susu sapi. Oleh karena itu, bagi yang tidak memiliki alergi atau intoleransi, susu sapi tetap menjadi pilihan ideal.
Rekomendasi Asupan Susu Harian
Berdasarkan anjuran Kemenkes RI dan WHO:
- Anak-anak usia 1–9 tahun: 2–3 gelas per hari
- Remaja dan dewasa: 1–2 gelas per hari
- Lansia: 2 gelas per hari
Penting untuk memperhatikan porsi dan jenis susu (rendah lemak atau tanpa gula tambahan) agar manfaat maksimal bisa diraih tanpa menambah beban kalori berlebih.
Susu Bukan Sekadar Pelengkap, Tapi Pendamping MBG
Makanan Bergizi Seimbang (MBG) memang pondasi dari pola makan sehat, namun susu hadir sebagai pelengkap nutrisi yang sangat spesifik dan tidak selalu tersedia dalam makanan biasa. Kombinasi MBG dan susu menjamin asupan gizi yang menyeluruh untuk semua kelompok usia.